Rabu, 26 September 2007

Sumbangan Besar bagi Pertemuan Bali


New York, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pertemuan di New York telah memberikan sumbangan besar untuk pertemuan di Bali, Desember mendatang. Ia berharap pertemuan- pertemuan mengenai perubahan iklim itu akan semakin menghasilkan langkah konkret yang bermanfaat bagi semua pihak. "Diharapkan pertemuan di Bali akan menghasilkan arahan (roadmap) bagi langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah perubahan iklim," ujar Yudhoyono dalam jumpa pers bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon yang dihadiri puluhan wartawan, di New York, Senin (24/9) atau Selasa WIB.

Menurut Yudhoyono, satu hal penting yang diambil dalam pertemuan ini ialah langkah bersama untuk menuju ke konferensi Bali pada Desember 2007. "Hari ini telah tumbuh kesadaran umum akan realitas perubahan iklim dan harus dilakukan sesuatu untuk itu. Di Bali kita akan melihat ke masa depan dengan harapan lebih baik lagi," katanya

Menjawab pertanyaan wartawan, Yudhoyono menekankan perlunya kerja sama antara negara maju dan negara belum maju untuk menangani masalah perubahan iklim. Ia juga menekankan perlunya dana dan bantuan dari negara maju untuk membantu negara kurang maju, terutama negara-negara yang memiliki hutan tropis terbesar.

Sekjen PBB mengatakan, masalah perubahan iklim adalah masalah global yang perlu ditangani secara global. Dalam pembukaan Sidang Umum PBB, Ban mengatakan bahwa dunia saat ini menghadapi "rentetan tantangan yang mengkhawatirkan", mulai dari upaya memerangi pemanasan global, kemiskinan, sampai upaya mengakhiri konflik di Darfur, Sudan.

Pembicara pertama dalam Sidang Umum PBB adalah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang menekankan perubahan iklim harus segera diatasi dengan pemeliharaan lingkungan dan menyelaraskan kehidupan manusia dan alam. Pidato berikutnya disampaikan Presiden AS George W Bush yang banyak menyinggung soal penegakan HAM dan demokratisasi. Bush menunjuk beberapa negara, antara lain Myanmar, Kuba, dan Zimbabwe. Beberapa delegasi negara yang disebut kemudian meninggalkan ruang sidang.

Presiden Yudhoyono, sampai berita ini diturunkan, masih menunggu giliran berpidato yang dijadwalkan Rabu dini hari WIB. Ia sebelumnya akan menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Robert B Zoellick. Sebelum pertemuan itu, Yudhoyono sempat menyampaikan harapannya kepada wartawan agar Bank Dunia jangan memaksakan program- programnya di Indonesia.