Kamis, 27 September 2007

Konversi Lahan Harus Dihentikan

 
Dua Kubah Gambut Kampar Terancam Rusak


Pekanbaru, Kompas - Seluas 350.000 hektar atau separuh dari total luas Semenanjung Kampar, telah dirambah. Untuk itu, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau, Universitas Riau, serta perwakilan komunitas setempat mengimbau penghentian konversi di hutan rawa gambut yang berfungsi sebagai kawasan serapan ini.

Semenanjung Kampar terletak di hilir Sungai Kampar, Provinsi Riau. Luas Semenanjung Kampar diperkirakan mencapai 700.000 hektar. "Kami mengimbau perusahaan kehutanan dan perkebunan yang sedang dan akan beroperasi di Semenanjung Kampar segera menghentikan konversi mengingat betapa dahsyatnya kerusakan akibat deforestasi di lanskap itu," ujar Susanto Kurniawan, koordinator Jikalahari, Rabu (6/6).

Ia menambahkan, pemerintah perlu bersikap tegas untuk meninjau ulang perizinan konversi yang telah dikeluarkan di Semenanjung Kampar. Selain kehilangan daerah serapan, konversi juga berkontribusi menyebabkan perubahan iklim global serta kerusakan lingkungan. Areal rawa gambut merupakan tempat yang baik untuk menyimpan zat karbon.

Wetlands International, Semenanjung Kampar dinilai memiliki kekayaan hutan rawa gambut serta keanekaragaman hayati. Selain itu, kawasan ini juga memiliki empat danau yang dilindungi sebagai suaka margasatwa serta sejumlah sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat tempatan.

Konversi lahan di Semenanjung Kampar dikhawatirkan akan memicu konflik sosial antara perusahaan dan masyarakat tempatan.

Dari data Jikalahari, Riau merupakan provinsi yang memiliki lahan gambut terluas, 4,044 juta ha atau 56,1 persen dari 7,2 juta hektar lahan gambut di Sumatera. Semenanjung Kampar memiliki dua kubah gambut dengan kedalaman lebih dari 20 meter yang kini terancam rusak akibat konversi hutan. Padahal, pemerintah melarang pembukaan hutan di atas lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter.

Ahli tumbuhan, Jonotoro, mengatakan, salah satu dampak yang mudah terlihat akibat konversi tidak ada lagi saling ketergantungan hidup tumbuhan dan satwa. "Di Kuala Kampar, hampir tidak pernah ada monyet yang menyerang tanaman padi masyarakat. Kini, monyet sudah masuk ke lahan pertanian masyarakat. Ini merupakan indikator rusaknya habitat hidup monyet di Semenanjung Kampar," tuturnya.
Posted by Picasa