Rabu, 26 September 2007

Indonesia Harus Memiliki Posisi Tawar yang Lebih Baik


New York, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia harus memiliki suara lebih besar dan posisi tawar yang lebih baik dalam kerja sama global mengatasi perubahan iklim. Hal itu dinyatakan Presiden Yudhoyono di Hotel Millenium UN Plaza, New York, Minggu (23/9) malam atau Senin waktu Jakarta. Menurut Presiden, Indonesia memiliki hutan tropis terbesar kedua di dunia setelah Brasil dan sumber maritim cukup besar. Namun, Indonesia juga dianggap sebagai penyumbang karbon dioksida karena sering terjadi kebakaran hutan. "Kita sendiri juga menyadari telah menderita akibat global warming, seperti adanya berbagai bencana di Tanah Air," katanya.


Jika suara Indonesia semakin didengar, kata Presiden, negara ini akan mendapatkan keuntungan yang konkret dalam kerja sama global, misalnya dalam bentuk fund (dana) ataupun transfer teknologi untuk mengelola dampak perubahan iklim. Presiden mengharapkan perjalanannya dengan sejumlah delegasi, yang disebutnya sebagai Indonesia Incorporated itu, tidak sia-sia. "Perjalanan ini harus cucuk (bahasa Jawa, artinya hasilnya sesuai dengan jerih payah). Jadi, ini harus sukses," ujarnya.

Perubahan iklim menjadi tema utama Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan terkait erat dengan pertemuan tentang perubahan iklim di Bali, Desember mendatang. "Merah Putih harus berkibar di dunia dari pertemuan di Bali itu," ujar Yudhoyono.
Dalam perdebatan seputar perubahan iklim, Presiden menegaskan posisi Indonesia yang moderat dan tidak konfrontatif. Apabila ada polemik mengenai hal ini, lanjutnya, Indonesia akan berusaha membangun jembatan. "Indonesia menganggap pembangunan penting, tapi juga tetap mengadakan pelestarian alam dan lingkungan hidup," ujarnya.

Sepanjang Senin waktu New York, Presiden mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen, Perdana Menteri Irak Nouri Kamil al-Maliki, dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Hari Selasa waktu New York, Presiden menghadiri pembukaan Sidang Ke-62 Majelis Umum PBB serta melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.